Kamis, 23 April 2015

TUGAS 2 AKUNTANSI INTERNASIONAL "PERALIHAN KEKUATAN EKONOMI DUNIA DAN EMERGING MARKET"



Nama  : Imelda Kurniawati
NPM   : 23211547
Kelas   : 4EB25 

 
Artikel Peralihan Kekuatan Ekonomi Dunia Dan Emerging Market
Peralihan kekuatan, yaitu perubahan kekuatan di antara negara - negara. Dan versi sederhana dari pernyataan ini adalah kekuatan beralih dari Barat ke Timur. Yang kedua adalah penyebaran kekuatan, di mana kekuatan berpindah dari semua negara, baik Barat maupun Timur, kepada pihak pihak yang bukan negara. Kedua hal ini adalah perubahan kekuatan besar pada abad kita. Transisi ini menyebabkan pelemahan pada sistem multilateral atau institusi internasional. Selain itu, hal ini juga menyebabkan meningkatnya kekuatan regional dalam hubungan internasional termasuk di dalamnya keamanan, perdagangan, dan keuangan.
Pada tahun 2025, enam negara utama akan diperhitungkan sebagai enam kekuatan ekonomi yang memberikan kontribusi atas separuh pertumbuhan ekonomi dunia dan sistem moneter internasional, yakni Brasil, Rusia, India, China, Korea Selatan, dan Indonesia. Sistem moneter dunia juga diperkirakan tidak akan mengerucut pada mata uang tunggal tetapi pada tiga kutub, yakni euro, dollar AS, dan renminbi China. Demikian laporan Bank Dunia tentang Global Development Horizons 2011-Multipolarity: The New Global Economy yang dipublikasikan di Jakarta, Rabu (15/6/2011).
Kondisi itu akan membantu peralihan kekuatan ekonomi yang memungkinkan negara dengan pendapatan rendah untuk tetap tumbuh melalui komersialisasi antar negara dan transaksi keuangan. Laporan ini menunjukkan bahwa negara berkembang akan tumbuh rata-rata 4,7 persen setahun antara 2011 - 2025. Sementara negara yang sudah maju diperkirakan hanya tumbuh 2,3 persen pada periode yang sama. "Pertumbuhan yang cepat pada negara-negara berkembang telah mendorong sebuah peralihan kutub pertumbuhan ekonomi dunia. Itu didistribusikan ke seluruh dunia yang sudah maju dan negara berkembang. Ini benar-benar akan menjadi dunia yang multikutub," ujar Justin Yifu Lin, Ekonom Bank Dunia dan Wakil Presiden untuk Pengembangan negara berkembang. "Multinasional pasar di negara - negara berkembang menjadi sebuah kekuatan untuk mendorong industri global. Itu ditandai dengan berkembangnya  investasi Selatan - Selatan dan arus modal masuk. Lembaga keuangan internasional harus beradaptasi dengan situasi itu," ujarnya.
Terlihat di tahun 2012 ekonomi dunia masih didominasi oleh krisis eropa. Yang menyoroti masalah kondisi surat utang negara. Surat ekspetasi bahwa peralihan kekuatan ekonomi dunia akan muncul dari negara-negara emerging market. Seperti china, india, dsb. Dimana kondisi ekonomi politik akan terus berlanjut dengan adanya peralihan dari negara utara ke selatan, barat ke timur dan terdapat dampak di tahun 2012 yakni dunia akan dipengaruhi dengan peralihan pengaruh dari institusi yang berpusat pada negara ke koalisi berdasarkan keinginan dan institusi non pemerintahaan. Hal ini terlihat dari kegiatan diplomasi dan aksi dari organisasi regional.

Negara "Emerging Market" Melambat,  Indonesia Tumbuh Lebih Baik
Emerging Market adalah negara - negara dengan atau bisnis kegiatan sosial dalam proses yang cepat pertumbuhan dan industrialisasi / negara dengan ekonomi  rendah menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Negara  tersebut  80% dari populasi global, dan mewakili sekitar 20% dari ekonomi dunia. Berdasarkan data dari tahun 2006 ada sekitar 28 muncul (menurut data tahun 2010 ada lebih dari 40 pasar negara berkembang) di dunia, dengan perekonomian Cina dan India dianggap sebagai yang terbesar. Menurut The Economist banyak orang menemukan istilah ketinggalan jaman, tetapi tidak ada istilah baru belum memperoleh banyak daya tarik. The ASEAN-China Free Trade Area , diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2010, adalah yang terbesar regional emerging market di dunia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi baik. Meskipun, pertumbuhan negara-negara emerging market mengalami pelambatan. Hal ini dibahas dalam pertemuan Menkeu dengan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank di Amerika Serikat pekan lalu.
"Saya baru balik dari Amerika Serikat, kesimpulannya adalah emerging market sedang slowdown semua. Afrika Selatan hanya tumbuh 1,8 persen, Brasil dalam masa resesi, dan Turki pertumbuhannya rendah yaitu kisaran tiga persen. Ada tiga negara yang dianggap perfomance-nya baik dalam growth, Indonesia, India, dan Tiongkok. Jadi mereka menganggap 5,1 persen (Indonesia) sekarang tinggi untuk pertumbuhannya," ungkap Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (13/10).
Menurut Chatib, upaya Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi tidaklah mudah. Hal ini pun terjadi secara global. "Saya lihat, begitu memang setahun ini dalam 2014 -2015, expect growth tinggi memang tidak terlalu mudah karena kecenderungan di global juga seperti itu," tutur Chatib.
Sedangkan terkait krisis di Jerman, Chatib mengatakan, bukan menjadi tantangan besar bagi negara-negara emerging market. "Gejolak Jerman dianggap sebagai risiko. Tetapi buat emerging market, risiko penting yang perlu diperhatikan adalah normalisasi kebijakan AS. Saya juga menjelaskan dalam pertemuan itu, apa yang harus dipersiapkan dan mungkin beberapa negara akan coba lakukan itu. Kita berharap, market sudah mulai price in mudah - mudahan tidak terlalu," kata dia.
Namun, Chatib menilai, dengan kondisi slowdown yang terjadi, Indonesia akan susah mencapai pertumbuhan ekonomi 5,8 persen pada 2015. "Tidak mudah kalau slowdown-nya kayak begitu. Mereka (IMF dan World Bank) mengatakan, lima persen saja sudah tinggi. Saya bilang Indonesia hanya bisa tumbuh 5-5,5 persen dan mereka bilang 'wow', 5,5 dibilang "hanya". Karena katanya kita struggling dengan 2-3 persen. Jadi kecenderungannya akan seperti itu. Tetapi saya yakin pemerintahan Pak Jokowi tahu caranya untuk mencapai 5,8 persen," tutur dia.

Kesimpulan

Kesimpulan dari dua pembahasan di atas, yakni peralihan kekuatan, yaitu perubahan kekuatan di antara negara - negara. Dan versi sederhana dari pernyataan ini adalah kekuatan beralih dari Barat ke Timur. Yang kedua adalah penyebaran kekuatan, di mana kekuatan berpindah dari semua negara, baik Barat maupun Timur, kepada pihak - pihak yang bukan negara. Kedua hal ini adalah perubahan kekuatan besar pada abad kita. Transisi ini menyebabkan pelemahan pada sistem multilateral atau institusi internasional.
Faktor - faktor yang telah memberikan tekanan - tekanan kuat dalam peralihan kekuatan ekonomi dunia yaitu terbentuknya era globalisasi yang mempunyai dampak yang luar biasa di dunia dengan mengadakan berbagai perubahan secara besar - besaran dalam pola penghidupan masyarakat dunia, krisis finansial di Amerika Serikat yang semula menyangkut masalah yang kecil (bidang perumahan) di AS kemudian menjalar menjadi krisis keuangan di dunia, krisis keuangan Zona-Euro yang dimulai di Yunani yang dalam sekejap mata mempunyai dampaknya yang jauh dan memperburuk  krisis keuangan dunia. Sudah semakin jelas bahwa proses peralihan kekuatan ekonomi global dari barat ke timur telah dimulai secara berangsur.
Adanya global power shift sudah semakin nyata. Telah diperkirakan pula bahwa negara-negara Asia yang akan terdorong untuk semakin maju kedepan. Terlihat di tahun 2012 ekonomi dunia masih didominasi oleh krisis eropa. Yang menyoroti masalah kondisi surat utang negara. Surat ekspetasi bahwa peralihan kekuatan ekonomi dunia akan muncul dari negara - negara emerging market. Diikuti oleh negara - negara berkembang lainnya dari Amerika Latin dan Timur Tengah. Di Asia khususnya, China dan India yang menonjol.
Emerging market 2015 sedang mengalami slowdown semua. Afrika Selatan hanya tumbuh 1,8 persen, Brasil dalam masa resesi (penurunan daya beli masyarakat), dan Turki pertumbuhannya rendah yaitu kisaran tiga persen. Ada tiga negara yang dianggap performance - nya baik dalam growth, Indonesia, India, dan Tiongkok. Jadi mereka menganggap 5,1 persen (Indonesia) sekarang tinggi untuk pertumbuhannya.


Saran

Sebaiknya pemerintah mampu menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dan mempunyai keterampilan serta daya saing yang tinggi dalam persaingan global juga mampu mengatasi  peralihan kekuatan ekonomi dunia dan emerging market dengan cara pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengangkat sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan, sektor pariwisata dll. Hal ini mampu menyerap tenaga kerja yang berkualitas. Selanjutnya, mampu menggali potensi – potensi / budaya Indonesia yang laku dijual di mancanegara. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun semangat dan kekreatifan bangsa Indonesia dan masyarakat mampu memanfaatkan dan merawat SDA (Sumber Daya Alam) dengan baik supaya SDA (Sumber Daya Alam) dapat digunakan dengan baik dan benar. Faktor politik dan keamanan harus stabil yakni menjamin keamanan para investor agar berminat menanamkan modal di suatu Negara. Mampu mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) menjadi usaha yang lebih besar supaya banyak investor yang berminat menanamkan sahamnya di suatu Negara dan memiliki kepastian hukum yang jelas.

Sumber :